Bersatu dalam Ragam Variasi

Bersatu dalam Ragam Variasi
Indonesia adalah Negara yang sangat bervariasi. Jumlah pulau dan penduduk adalah beberapa hal yang mempengaruhinya. Seperti kehiduan kita saat ini, dikelilingi orang yang berasal dari berbagai daerah. Lahir di atas tanah air Indonesia tercinta namun dari berbagai wilayah yang berbeda. Keluasan wilayah membentuk variasi yang berbeda di setiap daerah di Indonesia. Hal yang mencakup variasi kehidupan tidak hanya muncul dari lingkup makro seperti Negara Indonesia. Lingkup kecil sekalipun memiliki variasi yang tidak sedikit.
            Sebagai lingkup yang mudah kita lihat adalah IAIN Tulungagung. Kampus perguruan tinggi besar yang tedapat di Tulungagung. Terlihat banyak variasi pada individu satu dengan lainnya. Mulai dari asal daerah sampai logat bicara atau gaya dan cara seseorang berbicara warga IAIN Tulungagung. Apakah asal daerah mempengaruhi logat bicara? Ya, tidak dapat dipungkiri bahwasanya seseorang dari suatu daerah berbeda logat bicaranya dengan orang yang berasal dari daerah lainnya.
            Begitupun dengan saya pribadi yang berasal dari daerah yang tidak sama dengan kebanyakan orang di IAIN Tulungagung. Sejujurnya, saya bukan orang asli bersuku jawa. Saya lahir dari kedua orangtua yang berbada suku yaitu, suku jawa dan suku betawi. Saya lahir di lingkungan suku betawi. Selama 15 tahun berinteraksi dan hidup dengan suku betawi sampai ketika saya memutuskan untuk mencari ilmu di daerah bersuku jawa dan saya mulai beradaptasi dengan suku jawa.
            Selama 3 tahun saya hidup di jawa dan belajar untuk mempelajari suku jawa. Hal yang paling sering dilakukan adalah berinteraksi dan bicara dengan sesama. Memang pada awalnya sulit untuk berucap dan melafalkan bahasa yang jarang dipraktekan. Dari bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa betawi secara cepat diperkenalkan bahasa suku jawa. Sedikit sulit untuk mengikuti alur dari logat yang terdapat di lain daerah, terlebih saya sudah cukup lama tinggal di daerah yang berbeda itu.
            Namun, seiring berjalannya waktu, maka saya belajar dan terus belajar hingga akhirnya bias sedikit demi sedikit berbahasa jawa. Saya berusaha untuk tidak terlalu kaku dalam melafalkan bahasa yang ada di daerah ini. Namun tetap saja, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Asal daerah saya menentukan logat bicara saya. Logat betawi masih kental dalam pengucapan setiap bahasa yang keluar dari mulut ini. Walaupun sudah 3 tahun berada di linggungan ini, tetep daerah asal yang menentukan logat berbahasa.  Memang yang digunakan adalah bahasa jawa, tapi gaya dan cara saya berbicara tidak bisa keluar dari logat daerah yang melahirkan saya.
            Variasi ini pun muncul bukan hanya karena adanya saya, melainkan banyak orang lain yang berasal dari daerah yang berbeda. Bahkan dalam satu kelas saya yaitu TMT 1G memiliki variasi logat bicara pada setiap orangnya. Yang sangat terlihat kompleks adalah beberapa orang yang berasal dari luar suku jawa, seperti dari Bekasi, Batam, Balikpapan, dan Jakarta. Orang – orang ini memiliki variasi yang beragam karena logat bicara yang berbeda. Logat itu muncul karena bentukan dari daerah yang menjadi asal dan tempat tinggalnya.
            Perbedaan ini adalah hal yang harus disatukan, dengan sering bertukan pikiran dan berinteraksi antar sesame maka akan terbentuk kesatuan dari berbagai variasi logat bicara orang yang menjadi warga IAIN Tulungagung. Bukan berarti logat bicara memisahkan kita atau membuat kita memjadi jauh satu sama lain, justru karena adanya variasi yang beragam kita akan saling memahami dan dapan mengambil banyak pengalaman yang bias dibagikan dengan orang lain yang berbeda logat bicaranya. Oleh karena itu, bersatulah kawan dengan perbedaan yang ada pada diri kita masing-masing. Saling melengkapi dan berbagi bersama untuk kesuksekan bersama.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayo Wisuda

Empat Generasi Berbeda (4GB)

Guru Mengajar Setengah Sadar, Murid Belajar Tanpa Kesadaran