Guru Mengajar Setengah Sadar, Murid Belajar Tanpa Kesadaran

Guru Mengajar Setengah Sadar, Murid Belajar Tanpa Kesadaran


Dunia pendidikan menjadi dimensi utama dalam pembentukan karakter bangsa. Pemupukan karakter terjadi pada saat individu melakukan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, walaupun tidak secara keseluruhan. Personel sekolah yang berperan aktif menghadapi calon generasi bangsa (baca: peserta didik) adalah guru. Guru memiliki peran utama sebagai pembentuk karakter tesebut. Profesi mulia seorang guru menentukan masa depan bangsa, sehingga guru yang sadar (perannya) akan memajukan nagara.
            Menurut Pulias dan Young, Manan, serta Yelon dan Weinstein terdapat 19 peran guru dalam pembelajaran. Bukan hanya dalam kelas, namun memiliki peran pula ketika di luar kelas. Sangat banyak peran yang diemban seorang guru untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Oleh karena itu, kesadaran pengajar akan perannya pada bangsa dan Negara patut untuk diterapkan dalam jiwa.
            Dewasa ini, masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Masih banyak  pula guru yang belum sadar terhadap peran dalam sekolah dan masyarakat. Utamanya dalam menghadapi peserta didik di sekolah. Salah satu contoh adalah permasalahan yang terjadi antara guru dan murid di SMPN 10 Pangkal Pinang pada Oktober 2017 lalu. Hakikat peran guru belum sepenuhnya berlaku dalam praktek nyata.
            Hasrat yang kuat demi membangun generasi bangsa merupakan gambaran menuju pencapaian peran guru. Dengan keinginan untuk mencerdaskan bangsa secara nyata berarti guru sadar mengenai tugas mulia tersebut. Kesadaran terlihat ketika guru mampu memahami hakikat peserta didik, saat melaksanakan tugas dengan cinta. Yang dimaksud cinta adalah menjalankan kegiatan belajar mengajar sepenuh jiwa, tidak karena paksaan atau tekanan dari dalam maupun luar. Hasrat menjadi guru teladan muncul sebagai cerminan jiwa.
Berprofesi dengan jiwa berarti bekerja menggunakan cinta. Cinta tidak sekedar melakukan hal sesuai tugas yang ditentukan pemerintah, tapi rasa ikhlas melandasi seriap lengkah yang diambil. Keikhlasan seseorang menumbuhkan efektivitas, efisiensi, dan kemaksimalan dalam sebuah proses. Dengan seperti itu, maka guru paham akan hakikat kesadaran dalam dirinya. Alhasil profesi bukan hanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, tetapi mengarah pada pembentukan jiwa yang sadar peran mereka dalam lingkungan.

Keberhasilan guru menjalankan tugas dan peran di sekolah dan masyarakat tercerminkan oleh kesuksesan peserta didik. Profesi dengan ketidaksadaran menjalankan tugas adalah hal mubadzir. Namun,  guru yang sadar mengenai perannya, menciptakan generasi pemimpin bangsa berkualitas tinggi. Jika guru mengajar setengah sadar, maka murid belajar tanpa kesadaran. Menjadi guru profesional adalah tugas mulia dalam hidup.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayo Wisuda

Empat Generasi Berbeda (4GB)